Cerpen Remaja Keninian

                                            Cerpen Remaja Kekinian

Gini nih kalau punya saudara kembar, bawaannya disamaiiiin mulu..Memang sih kata orang punya saudara kembar itu enak,tapi pernyataan itu tidak berlaku pada Angela dan Angelica. Dua gadis kelas 3 Sekolah Menengah Pertama dan juga menempati kelas yang sama di IX-3 ini memang bersaudara kembar, tapi keduanya memiliki karakteristik yang jauh berbeda satu dengan yang lain. Angela memiliki postur tubuh yang gemuk, memakai kacamata minusyang tebal serta kurang up2date. Tapi kalau Angelica, lain lagi..postur tubuhnya ramping, tinggi, serta berkulit putih ditambah lagi sikap PeDe-abisnya yang membuat dia jauh beda sama saudara kembarnya, juga ambisinya yang kuat untuk jadi model terkenal se-Dunia,hahaha ngarepp!!!. Bisa dibilang kesamaan mereka cuman lahir barengan doang! hehehe…:P
Memang sih, kalau dari segi prestasi Angela lebih unggul dari saudara kembarnya, ia pernah menjuarai beberapa lomba Cerdas Cermat antar sekolah dan beberapa bulan lagi akan dikirim sekolah ke Propinsi untuk persiapan lomba lagi di tingkat Propinsi,sikap Angela juga jauh lebih ramah dari pada Angelica. Tapi,yahh..tau sendiri kan! Kebanyakan orang hanya mengutamakan hal-hal yang terlihat seperti kecantikan dari luar dari pada inner beauty.Ini nih bagiannggak enaknya, karena mereka berdua ‘kembar tapi beda’ sering olok-olokan datang dari orang-orang bermulut comel yang mulutnya nggak pernah disekolahin menghampiri Angela, yang kembar tapi nggak sama-lah, yang apa-lah, parahnya lagi ada yang bilang Angela bukan saudara kandung Angelica,idihh…nyebelin banget kan??. Tapi tetep aja Angela yang tegar tidak menggubris semua cemoohan itu.

           

Suatu pagi di kelas IX-3, ketika istirahat pertama…
“Ngel,ke kantin yuk!” ajak Mona, teman sebangku Angela.
“Ayo..gue juga lagi laper nih..” Angela berdiri dari duduknya dengan bersemangat.
“Eh,Ngel..Lisa nggak diajak?” Tanya Mona, Lisa adalah panggilan akrab Angelica.
Melengos kearah Lisa dan berteriak, “Lis,ke kantin yuk!” ajak Angel.
“Nggak ah, lo aja duluan.” sahut Lisa cuek sambil tetap menulis.
“ Yaudah,gue duluan yaa..ayo Mon!” Angel dan Mona pun ngacir ke kantin.
Sewaktu Mona dan Angela sedang asyik makan di kantin sambil ngobrol, mereka melihat Lisa sedang berjalan menuju kantin bersama gerombolan timcheers sekolah mereka. Mona yang sedari tadi memperhatikan Lisa dan para anggota cheers itu pun angkat bicara…
“Ngel,Angel..”sambil menepuk-nepuk bahu Angel..”Liat tuh saudara lo!”matanya memberi isyarat.
Angel menoleh ke belakangnya dan melihat Lisa, “Lisa…” ia tercengang.
“Kok bisa-bisanya ya saudara kembar lo itu lebih milih jalan sama timcheers dibanding sama elo!”
“Tau tuh...emang akhir akhir ini dia jarang banget deket-deket gue yah dia kan pengen ngetop jadi ya bergaul nya sama tim cheers donk..”
“O…gitu ya, eh denger-denger nih katanya si Lisa kepilih lo buat mewakili sekolah lomba fashion di Jakarta bulan depan, bener nggak sih? pasti lo tau donk??”
“Masa’ sih? kok dia nggak crita ke gue ya…”
“Haduh duh kebangetan banget sih, lo kan saudaranya”
“Tau tuh,jangankan cerita dulu aja dia pernah bilang kalo gue nggak cocok jadi saudara kembar nya, yah katanya gue gendut, jelek, pokoknya nggak sepadan deh sama dia yang cantik, popular.. Dee’eLeL!”
“Ya ampun..keterlaluan banget sih, muka aja boleh cantik, putih, anggun tapi sikapnya yang sok popular dan songong itu loh, bener-bener nggak nguatin deh!” omel Mona.
 Angela cuman senyam-senyum dengerin ocehan Mona yang super duperr cerrewett itu.

          

Sore harinya, Angela menghampiri Angelica yang lagi nonton TV di ruang keluarga..
“ Lis..ganggu nggak? Gue mau nanya nih”.
“ Nanya apa’an? Buruan deh, habis ini gue mau pergi”
“Hah pergi lagi? Kemana?”
“Udahlah Ngel, nggak penting buat lo!, udah tadi lo mau nanya apa’an?”
“Ehm gini, emank bener lo mau mewakili sekolah lomba fashion di Jakarta?”
“He.eh, tau dari mana lo?”
“Ehm..Mona, kok lo nggak pernah cerita ke gue sih?”
“Oh..Sohib lo yang cerewet itu??apa pentingnya cerita sama lo?”
“Kok lo gitu sih? kita kan saudara’an. Okay gue tau lo nggak nganggep gue, tapi bagi gue lo tuh tetep saudara gue, saudara kembar gue. Sebenernya gue jenuh musti berantem terus sama elo tiap hari cuman gara-gara hal-hal sepele doank..tapi kalo boleh jujur elo tuh emang berubah sejak elo bertemen sama anak-anak cheers itu, elo jadi sombong, sok, dan yang paling nyebelin elo jadi nggak ngehargain gue sebagai saudara lo!” Angela mulai menahan air matanya yang telah membasahi pelupuk mata.
“Udah Ngel,cukup. Mereka tuh bukan orang-orang jahat, mereka yang udah selalu ngebantuin gue sampe gue bisa ikutan lomba fashion itu sampai ke Jakarta, selama ini gue tuh emang anak yang nggak patut dibangga’in,gue nggak pernah berprestasi dan sekalipun gue nggak pernah jadi juara lomba kayak elo, mama sama papa selalu aja merhati’in elo ngebanggain elo. Gue emang nggak ada apa-apanya dibandingin elo yang pinter dan pantes dibanggain sama semua orang. Dan sekarang gue tuh pengen banget menangin lomba fashion ini, tapi apa yang lo lakuin? Lo malah nuduh gue berubahlah, apalah, udahlah Ngel, bilang aja lo nggak suka gue dibanggain,iya kan?” Isak tangis Lisa mulai terdengar, “ Lo bener-bener jahat,Ngel” teriaknya keras lalu berlari meninggalkan Angela.

          

Sebulan berlalu semenjak pertengkaran antara Angela dan Angelica, keduanya belum juga saling bicara.Hingga tibalah minggu pertama pada bulan Mei, Angelica berangkat ke Jakarta untuk mengikuti lomba fashion diantar supir pribadi keluarga mereka, persiapan yang ia lakukan hanya buru-buru karena jadwal les dan latihan fashion yang padat menyita waktunya belum lagi jadwal pelaksanaan lomba yang dimajukan. Yah,begitulah siang itu karena mama dan papanya sudah pergi bekerja dan sedang marahan dengan saudara kembarnya Angela, Angelica hanya berpamitan pada pembantu rumahnya saja.
Angela tau hari ini Angelica akan berangkat ke Jakarta untuk lomba, meskipun mereka masih marahan tapi doa Angela tetap mengiringi Angelica, saudara yang sangat disayanginya. Sayangnya Lisa belum bisa memahami kasih sayang Angela yang tulus padanya.
Pelan-pelan ia membuka pintu kamar Angelica yang tidak terkunci, ia memandangi satu per satu foto-fotonya dengan Angelica semasa kecil dulu,terkenang olehnya dua saudara kembar yang akrab dan saling menyayangi tapi kini mereka bermusuhan hanya karena perasaan iri yang merasuki diri Lisa.
Tiba-tiba mata Angela tertumbuk pada sebuah benda di atas meja Lisa…ia kaget, dan buru-buru mengambil benda itu, lalu segera bergegas keluar dari kamar Lisa.


Malam itu, acara fashion show di gelar sangat meriah..,lampu-lampu menyala memancarkan cahaya terang..Para calon-calon model yang cantik-cantik sibuk dengan perias masing-masing, berusaha menampilkan yang terbaik malam ini dengan busana yang menawan.Di suatu sudut ruang rias, Angelica tampak panik sendiri, ia telah mengobrak-abrik tasnya dan tak menemukan sepatu hak tinggi nya. Ia bingung, karena ia sudah susah payah membeli sepatu hak tinggi itu untuk menyerasikan nya dengan gaun casual warna ungu-nya. Ia panik, waktu di mulainya lomba tinggal 15 menit lagi, dan ia tidak mungkin mendapatkan sepatu berwarna ungu yang baru dalam waktu sesingkat itu, hingga akhirnya ia melihat seseorang yang sangat tidak ingin dilihatnya saat ini, Angela. Begitu sampai didekatnya, Angela menyodorkan sebuah kotak yang isinya adalah sepatu hak tinggi warna ungu yang dicari-cari oleh Lisa.
“Nih sepatu kamu, tadi ketinggalan dirumah jadi aku bawakan!” sambil menyodorkan kotak itu.
“Dari tadi aku juga nyari-nyari’in ini, emm makasih ya!” jawab Lisa.
“Iya sama-sama, udah buruan dipakek..udah mau mulai tuh!”
“Eh,iya iya..”
Lisa naik ke panggung dengan percaya diri, hingga tiba gilirannya berjalan di catwalk dihadapan para juri yang menilai penampilannya, ia tampak anggun mempesona antara paduan kulit putih nya dengan gaun ungu casual yang dikenakan-nya. Tanpa ragu-pun dewan juri memutuskan Angelica-lah yg pantas menyandang gelar “TOP Model this year” dan membawa pulang piala indah itu diakhir lomba.
Tepuk tangan meriah mengiringi langkah Lisa menerima hadiahnya, ketika turun dari panggung langsung tanpa ragu ia memeluk Angela yang sedari tadi tersenyum dan mendoakannya.
“Thanks,Ngel.. Thanks,kalau bukan karena dukungan lo, gue nggak bakal dapet piala ini” sambil menunjukkan piala di tangannya.
“Iya,gue juga seneng lo menang, dan satu hal lagi gue selalu ngedukung elo karna elo adalah ‘saudara yang patut gue banggain’ karena lo punya bakat Lis!”.Mereka berpelukan lagi kini lebih erat.
Begitulah malam itu, semua rasa iri Angelica pada Angela musnah karena ketulusan dari Angela yang sangat menyayangi Angelica. Meskipun Angelica dan Angela berbeda, tapi dari perbedaan itulah mereka belajar untuk saling menyayangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak jaman sekarang

Cintaku Di Putih Abu-Abu

Cerita Cinta